Sebutan Trophy Girlfriend semakin sering muncul dalam percakapan di media sosial, terutama ketika membahas dinamika hubungan romantis, status sosial, dan persepsi kecantikan.
Istilah ini berasal dari konsep “trophy wife” yang lebih dulu populer, menurut kamus Cambridge hal ini merujuk pada istri yang dianggap sebagai simbol status karena penampilan fisiknya yang menarik, biasanya dinikahi oleh pria kaya atau berkuasa.
Dalam versi lebih muda dan belum menikah, “trophy girlfriend” mengacu pada pacar perempuan yang dipandang lebih sebagai “pajangan” atau simbol pencapaian daripada pasangan setara dalam hubungan.
Secara umum, seorang trophy girlfriend digambarkan sebagai wanita yang sangat menarik secara fisik, stylish, dan berpenampilan glamor. Dalam narasi ini, kepribadian, kecerdasan, atau kualitas internal lainnya cenderung diabaikan atau direduksi.
Ia “dibanggakan” oleh pasangannya, sering kali untuk menunjukkan prestise sosial atau daya tarik pribadi si pria, seolah mengatakan: “Lihat, aku cukup sukses atau keren untuk mendapatkan perempuan secantik ini.”
Namun, sebutan ini tidak netral. Ia sarat konotasi seksis dan merendahkan. Label “trophy” mengobjektifikasi perempuan dan menempatkannya dalam posisi pasif, seolah-olah ia adalah hadiah atau pencapaian, bukan subjek yang punya otonomi dan pilihan. Di media sosial, istilah ini bisa digunakan secara sinis atau untuk mengkritik pasangan yang terlihat timpang dari segi status sosial, usia, atau daya tarik fisik.
Fenomena trophy girlfriend juga memperlihatkan bagaimana masyarakat masih melihat perempuan melalui lensa penampilan dan daya tarik fisik. Sering kali, perempuan yang dikategorikan sebagai “trophy” juga mengalami tekanan untuk selalu tampil sempurna, menjaga stkamur kecantikan yang tinggi, dan berperan sebagai penopang ego pasangan laki-lakinya di ruang publik.
Di sisi lain, banyak perempuan yang disebut “trophy girlfriend” justru punya latar belakang karier, pendidikan, dan pencapaian yang signifikan—tetapi semua itu bisa tersamarkan oleh stereotip. Ketika seorang perempuan muda, cantik, dan menjalin hubungan dengan pria yang lebih tua atau kaya, publik kerap menyimpulkan secara instan bahwa ia hanya “trophy”, tanpa mengenali dinamika hubungan yang lebih kompleks.