Pada April 2025, dunia teknologi dikejutkan oleh peluncuran jaringan internet ultra-cepat pertama di dunia: jaringan 10G. Diluncurkan di Kota Xiong’an, Hebei, Tiongkok, jaringan ini menjanjikan kecepatan unduh hingga hampir 10 Gbps, menjadikannya terobosan besar dalam infrastruktur digital global.
🚀 Apa Itu Jaringan 10G?
Jaringan 10G adalah sistem broadband berbasis kabel optik yang menawarkan kecepatan unduh hingga 9.834 Mbps dan unggah sekitar 1.008 Mbps, dengan latensi serendah 3 milidetik. Kecepatan ini memungkinkan pengguna untuk mengunduh film 4K berukuran 20 GB dalam waktu kurang dari 20 detik, sebuah pencapaian yang jauh melampaui standar jaringan gigabit yang ada saat ini.
🛠️ Teknologi di Balik Jaringan 10G
Jaringan 10G di Xiong’an dibangun menggunakan teknologi 50G-PON (Passive Optical Network) yang inovatif. Teknologi ini memungkinkan peningkatan kapasitas bandwidth pengguna dari level gigabit ke level 10G melalui modernisasi infrastruktur akses optik. Dengan latensi rendah dan kecepatan tinggi, jaringan ini mendukung berbagai aplikasi canggih seperti streaming video 8K, permainan cloud, dan pengalaman realitas virtual/augmented reality (VR/AR).
🏙️ Xiong’an: Kota Masa Depan dengan Infrastruktur Canggih
Xiong’an, yang terletak sekitar 70 mil sebelah barat daya Beijing, dirancang sebagai kota pintar dengan konsep “lingkaran hidup 15 menit”, di mana setiap kebutuhan dasar penduduk dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki. Peluncuran jaringan 10G di kota ini merupakan bagian dari upaya untuk menjadikannya sebagai model kota digital masa depan. Dengan dukungan dari Huawei dan China Unicom, jaringan ini diharapkan menjadi landasan bagi penerapan teknologi canggih lainnya seperti kendaraan otonom, sistem berbasis AI, dan analitik data besar.
🌍 Dampak Global dan Masa Depan Jaringan 10G
Peluncuran jaringan 10G di Xiong’an tidak hanya menandai kemajuan teknologi di Tiongkok, tetapi juga menetapkan standar baru dalam infrastruktur digital global. Kecepatan tinggi dan latensi rendah yang ditawarkan membuka peluang baru dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan digital, pendidikan jarak jauh, dan pertanian pintar. Jika berhasil, model ini berpotensi diperluas ke kota-kota besar lainnya di Tiongkok, seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen, serta menjadi acuan bagi negara lain dalam mengembangkan infrastruktur digital mereka.